Masa itu, saya tidak tahu yang inilah laluan yang bakal saya tempuhi, tidak lama lagi. Saya tidak pernah terfikir yang saya juga bakal menjadi antara kelompok yang disebut dalam sajak ini. Sejak akhir-akhir ini, di saat kadang-kala semangat untuk pulang bertugas sebagai pendidik merudum dan terasa mahu 'cabut lari' ke bidang lain, saya cari dan hayati kembali sajak ini.
Saya pohon petunjuk Allah dan bergantung harap pada-Nya, agar saya dapat melunasi tanggungjawab saya dengan sempurna kelak. Saya harus yakin dan optimis, bahawa saya BOLEH melakukannya, insyaAllah!
Berburu ke padang datar,Dapat rusa belang kaki;
Berguru kepalang ajar,
Ibarat bunga kembang tak jadi.
Dialah pemberi paling setia
Tiap akar ilmu miliknya
Pelita dan lampu segalanya
Untuk manusia sebelum dewasa.
Dialah ibu dialah bapa juga sahabat
Alur kesetiaan mengalirkan nasihat
Pemimpin yang ditauliahkan segala umat
Seribu tahun katanya menjadi hikmat.
Jika hari ini seorang Perdana Menteri berkuasa
Jika hari ini seorang Raja menaiki takhta
Jika hari ini seorang Presiden sebuah negara
Jika hari ini seorang ulama yang mulia
Jika hari ini seorang peguam menang bicara
Jika hari ini seorang penulis terkemuka
Jika hari ini siapa saja menjadi dewasa;
Sejarahnya dimulakan oleh seorang guru biasa
Dengan lembut sabar mengajar tulis-baca.
Di mana-mana dia berdiri di muka muridnya
Di sebuah sekolah mewah di ibu kota
Di bangunan tua sekolah di hulu desa
Dia adalah guru mewakill seribu buku;
Semakin terpencil duduknya di ceruk desa
Semakin bererti tugasnya kepada negara.
Jadilah apa pun pada akhir kehidupanmu, guruku
Budi yang diapungkan di dulang ilmu
Panggilan keramat "cikgu" kekal terpahat
Menjadi kenangan ke akhir hayat.
Usman Awang
1979
like like like~~~
ReplyDelete